Penggunaan alat perebah sapi atau reatraining box dinilai bisa mengurangi tingkat stress ternak saat akan dikurbankan saat perayaan Idul Adha 1443 Hijriah.
"Selama ini hampir semua tempat pelaksana kurban menggunakan cara manual saat akan merebahkan sapi sebelum disemblih. Bersama-sama mengikat kaki sapi lalu menarik hingga sapi rebah. Ini berpotensi menyakiti dan membuat sapi stres. Harus ada solusi untuk ini," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi di Padang, Rabu.
Solusi itu menurutnya adalah menggunakan kotak perebah sapi atau sering disebut reatraining box. Alat itu cukup sederhana menggunakan rangkaian besi yang dibentuk seperti kotak. Di bagian bawah dilengkapi dengan roda sehingga bisa digeser dengan mudah.
Alat khusus itu sangat mudah digunakan. Sapi dituntun untuk masuk ke alat. Selanjutnya sapi diikat pada tiang, dan direbahkan. Jika dibutuhkan, bisa digeser ke lokasi penyemblihan karena ada roda untuk memudahkan pergeseran.
Alat itu tidak menyakiti hewan akan dikurbankan. Apalagi posisi sapi bisa disesuaikan dengan saluran air.
Untuk mengoperasikan alat itu hanya membutuhkan empat orang, mulai dari mengikat hingga menggeser ke lokasi penyemblihan.
Keunggulan alat tersebut membuat hewan kurban yang akan dipotong tidak stres. Hal itu juga berpengaruh terhadap kualitas daging kurban. Selain itu, efisiensi waktu dalam merebahkan ternak.
"Risiko sapi lepas atau ngamuk juga lebih kecil," katanya.
Mahyeldi berharap pada pelaksanaan kurban 1443 Hijriah penggunaan alat itu mulai dilakukan di berbagai masjid di Sumbar.
Kepala Biro Kesra Setdaprov Sumbar, Irsyad mengatakan pihaknya akan segera berkoordiansi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mensosialisasikan penggunaan alat tersebut saat pelaksaan kurban.
"Sosialisasi kepada pengurus masjid akan dilakukan oleh Biro Kesra sementara untuk teknis cara pemotongan itu oleh Dinas Peternakan dan Keswan. Karena itu perlu koordinasi," ujarnya.*
